speak up with your hijab
Speaking about how to speak up with your hijab... saya jadi kembali teringat masa-masa saya pertama kali memakai jilbab.
it wasn't easy at the first.
ya jelas lah...berawal dari anak tomboy dengan rambut pendek dan tidak pernah berpikiran sedikitpun untuk memakai jilbab dalam waktu dekat :) tiba-tiba ketika tamat SMA langsung memakai jilbab keesokan harinya.
semua itu memang tidak lepas dari campur tangan ibu yang rajin mempersiapkan anak gadisnya untuk memakai jilbab setelah tau bahwa memakai jilbab itu wajib hukumnya, sesuai yang tertulis di dalam Al Quran :
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)
dan
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31)
terlepas dari pengertian yang berbeda dari setiap manusia mengenai pemakaian jilbab dan kerudung, tapi memakai jilbab lebih baik dari pada membiarkan anak gadisnya lari kesana kemari dengan rambut pendek dan dandanan tomboy.
dan alhamdulillah-nya, saya yang biasanya hobi ngeyel pun bisa menerima penjelasan ibu dan setuju memakai jilbab.
dan seperti yang saya katakan di awal kalimat tadi, bahwa it wasn't easy for the first time. sangat tidaklah mudah...
hal yang paling menantang untuk saya saat itu adalah melawan panas dan gerahnya siang. keringat sudah pasti selalu mengalir mulai dari dahi ke leher dan seluruh tubuh. "tahaaann, ke...tahaaaan... ini hanya proses adaptasi.." kalimat itu terus yang selalu saya gumamkan dalam kepala saya ketika gerah dan panas itu menyerang.
dan alhamdulillah, sejak tahun 1999 sampai tahun ini saya tetap mengenakan jilbab dengan sangat nyamannya.
bahkan saya bersyukur sekali ternyata pergerakan wanita-wanita muslimah berjilbab semakin menyenangkan. semakin bermunculannya komunitas-komunitas para hijabers-hijabers seperti hijabers community, hijabspeakup, hijabers mom community membuat semakin banyak wanita-wanita indonesia bersemangat memakai jilbab.
perkembangan hijabers di indonesia juga semakin syar'i dengan tanpa meninggalkan kemodernitas dan kemodisan yang dibutuhkan wanita. jadi tidak ada lagi anggapan kuno yang dulu saya sering dengar mengenai wanita berjilbab, bahwa wanita yang berjilbab pasti wanita yang ga modis. kalaupun mau modis pasti berjilbabnya jadi tidak syar'i.
sekarang...? semua yang berjilbab, tetap bisa modis dan tetap syar'i. tetap tidak berpakaian yang membentuk tubuh dan tetap menutup dada namun tetap indah dipandang :)
oh how much i love hijabers fashion now...
tapi ini memang tidak lepas dari peranan generasi milenium sekarang yang semangat sekali membentuk banyak komunitas hijab yang menyenangkan.
maklum saya ini termasuk bukan angkatan milenium :) dan melalui blog ini, saya ucapkan terimakasih kepada para generasi milenium.
semoga di masa mendatang, anak-anak saya juga bisa menjadi generasi milenium yang bisa meneruskan generasi milenium hijabers.
Komentar
Posting Komentar